Sabtu, 18 Juni 2016

Jawaban Soal No. 3, Pesan dan Kesan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarkaatuhu.
Kesan
Pertama kali melihat jadwal mata kuliah  tentang App Komputer sudah membuat saya mengerutkan kening karena yang terbayang dalam benak saya, bahkan mungkin semua orang yang belum mengerti tentang computer, akan berasumsi bahwa pelajaran ini sangat membosankan dan penuh dengan keseriusan tingkat tinggi atau ekstra hati – hati. Karena memang dalam benak saya computer itu hanya tentang surat menyurat yang sangat membosankan, ditambah lagi saya tidak suka menulis apalagi mencet tombol tombol huruf yang sangat membosankan itu.
Tapi mau bagaimana lagi awalnya demi mendapatkan nilai saya mulai mengikuti perkuliahan ini, dari sinilah keahlian seorang pengajar / dosen menunjukan perbedaan karena saya yakin orang yang pintar dalam suatu bidang belum tentu bisa menyampaikan keahliannya kepada orang lain. Namun Pak Saifudin, S.Sos, mampu meyakinkan kita khususnya yang tidak banyak mengerti tentang computer bahwasanya asumsi kita selama ini keliru, pelajaran yang saya anggap  membosankan ternyata sangat asyik, hal ini, bukan hanya saya saja yang merasakannya tapi sebagian teman-teman juga mengatakan hal yang serupa.
Saya telah diajarkan banyak hal tentang computer mulai dari menggunakan jalur-jalur pintas dalam Microsoftword sampai dengan penggunaan Exel walaupun belum maximal. Sehingga dari yang dulunya saya benci dengan pembuatan laporan, tulis menulis sekarang sudah mulai menyukainya. Dan hal ini juga sangat membantu saya nanti ketika pembuatan laporan dan lain sebagainya. Serasa sangat kurang belajar mata kuliah hanya dalam satu semester ini, saya berharap bisa menyelesaikan semua tentang computer dalam mata kuliah ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Saifudin, S.Sos, yang telah membimbing kami dari Nol dan tidak mengerti apa-apa. Dan sekarang bisa memanfaatkan fitur-fitu yang ada di computer walaupun belum lengkap.


Pesan
Pesan yang ingin saya sampaikan adalah khususnya untuk Pak saifudin kapan kita bisa melanjutkan kekurang-kekurang dari mata kuliah ini, ada banyak hal yang ingin saya tanyakan seputar App Komputer ini, saya ingin tahu banyak hal lagi. Terimakasih

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarkaatuhu.

Sabtu, 11 Juni 2016

Fondasi keislaman

FONDASI KEISLAMAN
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد, و من يضلله فلن تجد له وليّا مرشدا, أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبيَ ولا رسول بعده, اللهم صلّ وسلّم علي محمد, وعلي اله وصحبه ومن والاه, لا حول ولا قوة الاّ بالله
أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون , كما قال الله تعالى فِي كِتَابِ الكَرِيْمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ, وَقَالَ تَعَالى : إِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَنْ يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ قَالَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Alhamdulillah, puji syukur kita, kita haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah mengutus Rosul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, supaya agama itu ditegakkan dan dimenangkan atas setiap agama yang ada. Dan cukuplah Allah sebagai saksinya. Sholawat dan salam, kita limpahkan kepada  Nabi besar kita, Muhammad SAW, yang dengan gagah beraninya memperjuangkan kalimat “ La ilaha illallah “, supaya kalimat Allah ini menjadi kalimat yang paling tinggi, walau karihal musyrikun (meskipun hal ini dibenci oleh orang-orang musyrik) walau karihal kafiirun (meskipun tegaknya islam ini dibenci oleh orang-orang kafir) walau karihal munafiqun ( meskipun tegaknya Kalimatullah ini dibenci oleh sebagian orang yang mengaku muslim). Begitu juga kepada keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya yang masih setia melanjutkan misi perjuangannya dengan benar sampai hari kiamat. selanjutnya, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan kepada jama’ah sekalian dengan pesan yang selalu diwasiatkan oleh para Nabi kepada umatnya, yaitu :
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
bertaqwalah kalian kepada Allah dengan ketaqwaan yang benar, dan janganlah kalian meninggal dunia kecuali sebagai  orang-orang muslim,
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pada kesempatan kali ini, khatib akan menyampaikan sebuah khutbah yang berkenaan tentang :
مَعْرِفَةُ اَصْلِ لاِسْلاَمِ
“ MENGENAL FONDASI KEISLAMAMAN “
Ikhwah fillah, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasanya sebelum seseorang membangun sebuah bangunan, maka hendaknya yang pertama kali ia bangun adalah fondasinya. Hal ini sangat penting karna kokok tidaknya sebuah bangunan diantaranya ditentukan oleh kokok tidaknya fondasi bangunan tersebut. Karena hal itu, Sebelum seorang arsitek membangun gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke angkasa, maka yang pertama kali ia bangun adalah fondasinya terlebih dahulu. Dia harus membangun fondasinya dengan benar dan kokoh. Jika fondasinya kuat, maka bangunannya pun akan kuat, begitu juga sebaliknya, jika pondasinya rapuh, maka bangunan tersebut bisa dipastikan tidak akan bertahan lama.
Begitu halnya dengan Islam. Islam memiliki fondasi sendiri. Sebelum seseorang menegakkan keislaman pada dirinya, maka hendaknya yang pertama kali dia bangun adalah membangun fondasi keislaman. jika fondasi keislaman seseorang benar dan kuat, maka dia akan menjadi seorang muslim yang benar dimata Allah yang tahan uji dan tahan banting. Dia akan menjadi seorang hamba Allah yang memiliki kegigihan dan keistiqomahan yang luar biasa. Begitu juga sebaliknya, jika fondasi keislaman seseorang tidak benar dan rapuh, maka keislamannya pun tidak kuat dan tidak akan bertahan lama. Bahkan bisa saja dia malah berbalik kebelakang dan kandas di tengah jalan. Dan Bisa saja dia malah berpaling dari Islam itu sendiri. Dan tentunya, ia akan menjadi orang yang sangat rugi. Tentang orang semacam ini, Allah telah menggambarkannya didadam Q.S. al Hajj : 11
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انْقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
 “ dan di antara manusia ada orang yang mengabdi kepada Allah dengan berada di tepi ( jurang ); Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, maka berbaliklah ia ke belakang. Maka rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata “.
Ayat ini menggambarkan perumpamaan orang yang memiliki fondasi keislaman yang rapuh. Ia membangun fondasi pengabdiannya kepada Allah di tepi jurang, di tanah yang mudah longsor. Sedangkan ujian dan bencana ibarat hujan lebat. sehingga ujian/bencana yang datang akan menghantam keyakinannya laksana hujan lebat yang menghantam bangunan tersebut. Yang menyebabkan bangunan tersebut hancur karena tanahnya longsor. Ujian, cobaan dan bencana yang datang akan menyebabkan ia berpaling dari Islam.
Hal ini menujukkan bahwa, fondasi keislaman adalah hal yang sangat penting bagi siapa saja yang ingin menjadi seorang muslim yang benar di mata Allah. Fondasi keislaman tersebut sangatlah mutlaq diperlukan.
Lalu pertanyaannya “ apa fondasi keislaman itu? Dan apa alasannya bahwa perkara itu disebut sebagai fondasi islam? ”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Para ulama’ sepakat bahwa inti ajaran Islam/Fondasi keislaman itu ada dua, yaitu :
1.       Syahadat Tauhid, maksudnya adalah mendatangkan kalimat “ La ilaha illallah “, dengan merealisasikan syarat-syarat dan rukun-rukunnya serta komitmen dengan isi kandungannya. Fondasi pertama ini menuntut seseorang memegang teguh ajaran tauhid. Fondasi pertama ini diambil dari kalimat “ ashadu an la ila ha illallah ”.
2.       Syahadat Risalah. Maksudnya adalah mendatangkan kalimat “ Muhammad Rosulullah “, dengan merealisasikan syarat-syaratnya. Fondasi kedua ini menuntut seseorang untuk mengikuti apa yang dibawa oleh Rosulullah saw. Fondasi kedua ini diambil dari kalimat “ ashadu anna Muhammadan Rosulullah “.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Adapun Alasan kenapa dua perkara tersebut disebut ASHLUL ISLAM / fondasi keislaman adalah karena alasan-alasan berikut ini :
1.       Karena hal ini disepakati oleh semua para nabi. Ajaran tauhid ini disepakati oleh semua para Nabi dan Rosul, bahkan ini adalah inti ajaran para nabi. sebagaimana Firman Allah Ta’ala Q.S. Al anbiya : 25, Allah SWT mengatakan :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
 “ dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum engkau melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak disembah) selain Aku, Maka sembahlah aku saja".
Jadi, berdasarkan ayat ini semua nabi/Rosul mendapat ajaran yang sama dari Allah, yaitu La ilaha illallah. ajaran yang disepakati oleh para nabi inilah yang disebut dengan “ashlul islam”/ pokok dasar islam
2.       Karena Tauhid ini menjadi inti perjanjian para Nabi dan Rosul. Sedangkan Allah tidak mengambil perjanjian kepada para nabi kecuali perkara yang sangat penting. Tauhid ini menjadi isi perjanjian para nabi dengan Allah. Bahwasanya para nabi mendapat tugas untuk mengemban risalah ini. Tentang perjanjian ini Allah berfirman Q.S  Al Ahzab : 7
وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
 “dan (ingatlah) ketika Kami mengambil Perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka Perjanjian yang teguh“.
Ayat ini menjelaskan tentang perjanjian Allah dengan para nabi. Sedangankan isi perjanjiannya itu adalah tentang perintah menyampaikan dan menegakkan ajaran Tauhid, sebagaimana yang dijelaskan kembali oleh Allah Q.S As Syura : 13
شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ
Allah telah mensyari'atkan bagi kalian dari Dien ini apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah Dien ini, dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.
Jadi, inti perjanjian para Nabi dan Rosul dengan Allah adalah perintah menegakkan “ La ilaha illallah”. Perjanjian inilah yang disebut dengan istilah “The Greatest Commandemant“ yang artinya Wasiat Tuhan yang paling tinggi. Perjanjian ini juga disebut dengan istilah “mitsaqan ghalidha” yang artinya perjanjian yang sangat kokoh.
Karena tauhid ini menjadi inti perjanjian para Nabi maka tauhid ini disebut Ashlul Islam
3.       Karena ajaran Tauhid adalah ajaran Yang didakwahkan dan diperjuangkan oleh semua Rosul. Bahkan Tauhid ini menjadi poros dari roda dakwah para nabi dan rosul yang mana maknanya adalah ibadah kepada Allah saja dan jauhi Thaghut. Q.S An Nahl : 36, Allah berkata
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ 
dan sungguh, telah Kami utus pada tiap-tiap umat itu seorang Rasul, (masing-masing Rosul berkata kpd umatnya): " Sembahlah Allah (saja), dan jauhi Thaghut",
Yang menjadi poros dari roda dakwah dan perjuangan para nabi berdasarkan ayat ini adalah La ilaha illallah. Karna hal ini, ia dinamakan ashlul islam/fondasi keislaman.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
4.       Karena Tauhid adalah kewajiban yang pertama kali ditetapkan atas manusia. Tauhidullah adalah hak  Allah atas hamba-hambanya. Kewajiban pertama yang ditetapkan atas manusia adalah syahadat lailahaillallah/ mentauhidkan Allah dan syahadat Risalah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dari Ibnu Umar
امِرْتُ اَنْ اُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا اَنْ لاَ اله الا الله, وَاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ, وَاِذاَ فَعَلُوا
ذَالِكَ عَصَمُوا مِنِّى دِمَاءَهُمْ وَاَمْوَالَهُم اِلاَّ بِحَقِّ لاسْلاَمِ وَحِسَابُهُم عَلىَ اللهِ تَعَالىَ رواه البخاري ومسلم
"saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa La ilaha illallah dan Muhammad adalah Rosulullah, mereka mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Dan apabila mereka telah melaksanakannya, mereka telah menjaga darah dan harta mereka dari ku kecuali dengan hak Islam. Dan perhitungannya atas Allah Ta’ala ( HR Bukhari dan Muslim )
Begitu juga hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Ibnu Abbas RA bahwa Rosulullah mengutus Muadz bin Jabal untuk menjadi Ambassador dakwah di Negeri Yaman, sebelum Rosul mengirim duta dakwah tersebut, Rosulullah berpesan kepadanya :
اِنَّكَ َتَأتِى قَوْمًا مِنْ اَهْلِ الكِتَابِ, فَليَكُنْ اَوَّلَ مَاتَدْعُوْهُمْ اِلَيْهِ شَهَادَةُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهِ, وَفِي رِوَايَةٍ اِلىَ اَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ
 “Sesungguhnya kamu ini akan mendatangai kaum dari ahli kitab, maka hendaklah yang pertama kali kamu serukan kepada mereka ‘ syahadat la ilaha illallah’, dan dalam riwayat lain disebutkan, supaya mereka mentauhidkan Allah
5.       Karena Tauhid adalah hal yang pertama kali harus diketahui dan di amalkan oleh manusia. sebelum seseorang mengetahui perkara yang lainnya, maka yang pertama kali harus ia ketahui adalah “ La ilaha illallah “. Ilmu yang pertama kali harus diketahui oleh manusia adalah tauhid. tentang hal ini Allah berfirman Muhammad : 19
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
19. Maka ketahuilah, bahwasanya la ilaha illallah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, baik laki-laki maupun perempuan.
Jadi, hal pertama yang harus diketahui adalah La ilaha illallah, yaitu memegang tauhid dan meninggalkan kemusyrikan. Karena hal ini adalah perkara yang sangat penting. Begitu juga yang pertama kali harus diajarkan kepada manusia adalah tauhid. Tauhid adalah ilmu yang pertama kali harus diajarkan kepada manuisa. Karena inil yang pertama kali harus diketahui, maka perkara inilah yang pertama kali harus diajarkan. Oleh karena itu yang pertama kali diajarkan Luqman Hakim kepada anaknya adalah memegang tauhid dan meninggalkan kemusyrikan, Q.S Luqman : 13 Allah menjelaskan
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".
Jadi, Tauhid adalah perkara yang harus diketahui dan diajarkan pertama kali, sebelum seseorang belajar ilmu yang lainnya.
6.       Tauhid merupakan syarat minimal seseorang disebut muslim. Dalam artian orang tidak disebut seorang muslim kecuali ia memegang tauhid. Karna Allah memberi nama “muslim” hanya bagi orang-orang yang bertauhid/orang yang mengabdikan hidupnya hanya kepada Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya. Ajaran tauhid inilah ajaran yang dibawa oleh Bapak Spiritual kita, Nabi Ibrahim. Karena itu Ajaran tauhid ini juga dinamakan “millah Ibrahim”. Dan dengan memegang ajaran Tauihid ini/millah Ibrahim ini seseorang layak menyandang nama “muslim”. Tentang Hal ini Allah Firman Q.S Al Hajj : 78
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ
dan Allah tidak menjadikan bagimu didalam Dien ini sesuatu yang menyusahkan, ini millah orang tuamu Ibrahim. (yang mana) (Allah) memberi nama kalian orang-orang Muslim
Jadi dengan memegang tauhid ini, seseorang disebut sebagai muslim. Karena hal ini kalimat La ilaha illallah menjadi kunci Islam. Karena hal inilah La ilaha Illallah menjadi ashlul islam/fondasi keislaman.
بارك الله لي ولكم في القران العظيم , ونفعني وايّاكم بمافيه من الايات والذكر الحكيم وتقبل الله منا ومنكم تلاوته انه هو الغفور الرحيم,
KHUTBAH KEDUA
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
اَشْهَدُ انْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله , وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَه
Saya bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah, Yang tidak ada sekutu baginya. Ini adalah sebuah kesaksian terhadap Sebuah kalimat yang dengannya bumi dan langit menjadi ada. Karena kalimat inilah seluruh mahluq diciptakan, dan dengannya pula, Allah menurunkan kitab2-Nya, Mengutus para rosul-Nya dan menetapkan syari’at-Nya. Karenanya pula timbangan ditegakkan, catatan amal diletakkan, dan taman surga serta api neraka menjadi ada. Sebuah kalimat yang membagi manusia menjadi dua golongan antara muslim dan kafir. Karena kalimat ini dan hak-haknya terjadi pertanyaan dan jawaban, Karenanya juga pahala dan siksa menjadi ada. Diatas kalimat ini syariat ditegakkan, dan Qiblat ditetapkan. Dan diatasnya pula Millah para Nabi ini dibangun. Dan karena kalimat ini, dakwah diperintahkan dan pedang-pedang jihad terhunus. Dan ini merupakan haq khusus bagi Allah atas hamba-hamba-Nya.
Karena itu, pada khutbah kedua ini khatib mengajak kepada jama’ah sekalian untuk memegang teguh dan selalu komitmen dangan makna kandungannya. Yang dengan memegang kalimat ini seseorang disebut muslim, sebagaimana Firman Allah Ta’ala Q.S Ali Imran : 64
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah (muhammad): "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kalian, bahwa kita tidak menghambakan diri kecuali kepada Allah dan kita tidak mempersekutukan_Nya dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan- tuhan selain Allah". jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وياقاضي الحاجة
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِيْ أَمْرِنَا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِنَا مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

فيا عباد الله، إن الله يأمر بالدل والأحسان وإتآئ ذي القربا وينهى عن الفحشآء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون، ولذكرالله أكبر ، أقم الصلاة